Kece a.k.a Keren
~Li antum muslimuun, Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
:D
Yuuhu, aku datang lagi di bulan September - atau bulan Dzulqa'dah. Tau nggak, sih, kenapa judulnya "Kece a.k.a Keren"? Oke, bisa dimengerti bila Kece itu artinya Keren. Yah, semacam perubahan bahasa zaman sekarang (atau udah dari dulu ya?). Tapi, kali ini aku enggak bakal menjelaskan apa itu "Kece". Ya kalau tujuanku memang begitu, berarti udah selesai dong, artikel ini. Hihihi :D
Jadi, ceritanya dimulai dari ...
Dari sini. Di sini. Lapangan Arseto, pukul 9.00 (mungkin). Pelajaran olahraga.
Setelah murid laki-laki menyelesaikan rute larinya, sementara murid perempuan asyik bermain kasti, kami meminta untuk bermain kasti bersama-sama. Absen ganjil melawan absen genap. Berhubung aku absen ganjil, aku gabung sama anak-anak berabsen ganjil di SOBEK (Songo Be Kompak). Menurutku, absen ganjil cukup bisa dibanggakan. Why? Karena ada anak pondok, Almas, yang biasanya jago beginian. Bisa dilihat jejaknya dari kelas 8. Juga ada Faqih yang jago olahraga. Ada Saila - ini perempuan - yang sama-sama jago olahraga. Ada juga Rikha, the queen of SOBEK. Mengapa demikian? Karena Rikha suka mengatur kelas dan menjadikan kelas sedikit lebih baik. Hal itu juga yang dilakukan saat permainan kasti.
-Tunggu dulu, aku mau menceritakan permainan kasti atau soal "Kece"?-
Oke, back to the topic. Singkatnya, saat giliran kami yang berjaga, bola melambung jauuuuuuuuh aja. Adam dari kelompok ganjil menangkapnya dan siap-siap melemparnya ke regu jaga yang melempar bola. Lambungannya tinggiiiii aja. Jadi.. aku bilang,
"Kece!"
Selain itu, masih ada kisah "kece" yang lain.
Ceritanya, hari ini ada tes perekrutan anggota AKSIS, majalah sekolah. Nah, hari ini ada tes tertulis dan wawancara. Aku mendapat jatah wawancara. Pada sesi wawancara pertama, ada anak namanya Zahra atau siapa ya? Pokoknya ada "Alfirdausy". Di sini, aku banyak ketawa karena aku nulis namanya "Al-Firdausy". Dan hasilnya.
"Ehm, Mbak. 'Alfirdausy'-nya enggak pake ini," ujar adek kelas VII itu sambil menunjuk tanda setrip ("-"). Waduh deh. "Sama ada 'M' di belakang."
Oke, makasih sudah mengingatkan.
Dan selanjutnya, kami memulai sesi wawancara. Asistentu, adek kelas 8B, Mutiara. Dia yang bertugas mencatat. Aku bertanya dan si Alfirdausy M. menjawab. Jawabannya terkesan bagus. Apalagi dia pengen jadi penulis.
"Kece," ucapku sekali lagi.
Dan kecenya lagi, dia udah mau nerbitin buku!
"Kece!" ucapku sekali lagi.
Sampai akhirnya, aku menyadari kesalahan pada mulutku. Akhirnya aku bertanya pada Mutiara, "Dek, kok aku ngomong 'kece' terus ya?" -_-
Sesudah si Alfirdausy M., saatnya satu calon AKSIS lagi. Dan sebelum aku menyerempetkan lidahku, aku bertanya lagi kepada Mutiara,
"Dek, aku harus bilang 'kece' lagi, nggak?"
Duh, ternyata. Aku kebanyakan ngomong 'kece'.
Dan satu hal lagi untuk kalian, pembaca...
KECE!!!! ; )
:D
Yuuhu, aku datang lagi di bulan September - atau bulan Dzulqa'dah. Tau nggak, sih, kenapa judulnya "Kece a.k.a Keren"? Oke, bisa dimengerti bila Kece itu artinya Keren. Yah, semacam perubahan bahasa zaman sekarang (atau udah dari dulu ya?). Tapi, kali ini aku enggak bakal menjelaskan apa itu "Kece". Ya kalau tujuanku memang begitu, berarti udah selesai dong, artikel ini. Hihihi :D
Jadi, ceritanya dimulai dari ...
Dari sini. Di sini. Lapangan Arseto, pukul 9.00 (mungkin). Pelajaran olahraga.
Setelah murid laki-laki menyelesaikan rute larinya, sementara murid perempuan asyik bermain kasti, kami meminta untuk bermain kasti bersama-sama. Absen ganjil melawan absen genap. Berhubung aku absen ganjil, aku gabung sama anak-anak berabsen ganjil di SOBEK (Songo Be Kompak). Menurutku, absen ganjil cukup bisa dibanggakan. Why? Karena ada anak pondok, Almas, yang biasanya jago beginian. Bisa dilihat jejaknya dari kelas 8. Juga ada Faqih yang jago olahraga. Ada Saila - ini perempuan - yang sama-sama jago olahraga. Ada juga Rikha, the queen of SOBEK. Mengapa demikian? Karena Rikha suka mengatur kelas dan menjadikan kelas sedikit lebih baik. Hal itu juga yang dilakukan saat permainan kasti.
-Tunggu dulu, aku mau menceritakan permainan kasti atau soal "Kece"?-
Oke, back to the topic. Singkatnya, saat giliran kami yang berjaga, bola melambung jauuuuuuuuh aja. Adam dari kelompok ganjil menangkapnya dan siap-siap melemparnya ke regu jaga yang melempar bola. Lambungannya tinggiiiii aja. Jadi.. aku bilang,
"Kece!"
Selain itu, masih ada kisah "kece" yang lain.
Ceritanya, hari ini ada tes perekrutan anggota AKSIS, majalah sekolah. Nah, hari ini ada tes tertulis dan wawancara. Aku mendapat jatah wawancara. Pada sesi wawancara pertama, ada anak namanya Zahra atau siapa ya? Pokoknya ada "Alfirdausy". Di sini, aku banyak ketawa karena aku nulis namanya "Al-Firdausy". Dan hasilnya.
"Ehm, Mbak. 'Alfirdausy'-nya enggak pake ini," ujar adek kelas VII itu sambil menunjuk tanda setrip ("-"). Waduh deh. "Sama ada 'M' di belakang."
Oke, makasih sudah mengingatkan.
Dan selanjutnya, kami memulai sesi wawancara. Asistentu, adek kelas 8B, Mutiara. Dia yang bertugas mencatat. Aku bertanya dan si Alfirdausy M. menjawab. Jawabannya terkesan bagus. Apalagi dia pengen jadi penulis.
"Kece," ucapku sekali lagi.
Dan kecenya lagi, dia udah mau nerbitin buku!
"Kece!" ucapku sekali lagi.
Sampai akhirnya, aku menyadari kesalahan pada mulutku. Akhirnya aku bertanya pada Mutiara, "Dek, kok aku ngomong 'kece' terus ya?" -_-
Sesudah si Alfirdausy M., saatnya satu calon AKSIS lagi. Dan sebelum aku menyerempetkan lidahku, aku bertanya lagi kepada Mutiara,
"Dek, aku harus bilang 'kece' lagi, nggak?"
Duh, ternyata. Aku kebanyakan ngomong 'kece'.
Dan satu hal lagi untuk kalian, pembaca...
KECE!!!! ; )
kece everywhere!
BalasHapusyep, adek-adek calon AKSIS pada kece :3
Hapusceritanya oke loh. kata temenku yg dulu se-sd sm kamu, kamu trnyata penulis juga, ya? wow! Cause I've Followed your blog, folback me please :'( blogku msih sepi nih.. hehe http://wallofd.blogspot.com/
BalasHapus