Pengalaman SNMPTN 2018
Bismillahirrahmanirrahim
![]() |
| Pangkajene Kepulauan, 2016 |
Setelah akhir tahun 2017 kemarin terakhir kali nge-post kan yak, sekarang mau nyoba nulis lagi.
Kali ini mau nulis pengalaman tentang SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2018. Seleksi yang enggak pakai tes tertulis, tapi lewat nilai rapor dan prestasi, serta faktor-faktor lain. Kenapa tentang ini? Karena dulu juga pernah nyari-nyari cerita tentang SNMPTN, jadi barangkali bisa menambah ragam cerita dari orang lain yang pernah menuliskan pengalamannya. Kuy!
Peringatan! Entry ini cukup panjang.
Jadwal
Pelaksanaan SNMPTN
- Pengisian dan Verifikasi PDSS: 13 Januari – 10 Februari 2018
- Pendaftaran SNMPTN: 21 Februari – 6 Maret 2018
- Pengumuman Hasil Seleksi: 17 April 2018
Jadi waktu itu sebenarnya sekolahku bisa dibilang terlambat buat masukin nilai ke PDSS karena ada suatu masalah. Sementara aku dan teman-teman seangkatanku cuma punya waktu 2 hari untuk verifikasi PDSS dan menguncinya, sejak dibagikan kertas berisi username dan password.
Waktu itu rasanya serem banget. Apalagi waktu Pak Wakasek Kurikulum mengabarkan kalau sekolah kami terlambat.
Setelah yakin kalau nilai yang di PDSS udah sesuai dengan nilai rapor asli, aku segera menguncinya. Sebenarnya ada rasa ragu-ragu dan takut. Takut kalau nanti ternyata aku salah ngoreksi, salah ini, salah itu. Tapi ya kuabaikan aja waktu itu. Harus yakin.
Sebelum tanggal 21 Februari, pengumuman 50% yang berhak mendaftar, aku sempat tanya-tanya ke BK tentang pemilihan jurusan. Kalau lihat di blog lain, peran alumni itu juga menjadi salah satu faktor diterima atau tidaknya kita lewat jalur SNMPTN. Nah ini yang bikin aku ragu.
Waktu itu aku kepikiran buat daftar Biologi UGM atau Gizi Kesehatan UGM, kalau berkesempatan daftar loh ya. Lantas aku tanyakan saja kepada Ibu BK.
- Apakah
ada pengaruhnya jika saya mendaftar di jurusan, yang di situ belum ada alumni
dari SMA ini yang diterima di jurusan tersebut lewat jalur SNMPTN?
Dalam kasus ini, aku menanyakan tentang Biologi UGM. Karena belum ada dari sekolahku yang masuk Biologi UGM lewat jalur SNMPTN.
Jawaban Ibu BK,
- Belum tentu. Bisa jadi, kamu membuka peluang bagi adik-adikmu untuk masuk ke Biologi UGM lewat jalur SNMPTN
Ya, setidaknya itu cukup melegakan. Tapi juga bikin harap-harap cemas. Uhuhuhu..
Setelah itu, aku menanyakan tentang alumni SMA-ku yang berhasil masuk Gizi Kesehatan UGM lewat jalur SNMPTN. Di sini, aku berkesempatan melihat nilai kakak kelasku. Tapi setelah melihat nilainya, aku jadi pikir-pikir lagi.
Akhirnya waktu pengumuman tiba. Waktu itu, sedang berlangsung Simulasi UNBK. Kelasku kebagian sesi 1 dan sesi 3. Pengumuman keluar saat sesi 1 masih simulasi sementara aku sesi 3. Jadi aku waktu itu ada di kelas, menyaksikan kehebohan teman-temanku waktu menghitung mundur untuk peluncuran pengumumannya.
"TIGA!! DUA!! SATU!!"
"Yah, server e down."
Eh ...
Namun satu persatu teman-temanku berhasil membuka pengumuman. Aku ikut seneng waktu temenku ngabarin kalau dia dapet 50%. Sementara aku masih menahan diri enggak buka pengumuman sebelums sampai rumah.
Tapi siang menjelang sore, waktu aku masih di sekolah karena suatu urusan, aku juga gatahan pengen buka pengumuman. Akhirnya kubuka pengumumannya.
Aku cuma bisa nyender ke dinding saat layar menampilkan pernyataan untuk mendaftar ulang jika diterima lewat jalur SNMPTN, yang harus aku klik "Setuju" sebelum bisa membukanya.
Daaan.. enggak ada kata selamat atau maaf. Ya itu tandanya kalau berkesempatan mendaftar SNMPTN; pernyataan akan mendaftar ulang di PTN yang menerima.
Alhamdulillahilladzii tatimmus shaalihaat...
Aku berkesempatan mendaftar.
Awalnya orang tuaku pengen aku masuk kedokteran, dengan alasan aku mampu menekuni bidang itu. Alasan lain, karena aku ikut ekskul PMR. Tapi aku memilih jalan lain; biologi. Padahal waktu kelas X dan XI, aku ant banget sama biologi. Pokoknya kzl banget. Tapi semenjak kelas XII ini entah kenapa aku jadi penasaran.
Selain itu, kalau masuk kedokteran juga mikir-mikir lagi. Teman-temanku banyak yang mengincar kedokteran,dan nilaiku sudah dipastikan kalah saing juga, ehehehe
Setelah meminta restu kedua orang tua, akhirnya aku mantap memilih Biologi UGM.
Itu aja?
Ya, dengan beraninya (ditambah harap-harap cemas juga) aku cuma mendaftar ke satu jurusan. Ada yang bilang, itu membuka peluang untuk diterima. Tapi ah, aku jadi mengabaikannya dan menganggapnya masa bodoh karena SNMPTN itu enggak ada yang tau kriteria diterima atau enggaknya.
Kemudian muncul kegalauan. Di bagian prestasi. Ini nih, yang katanya bisa membuka kesempatan untuk diterima. Karena aku pernah tanya ke Ibu BK tentang piagam prestasi ini.
- Minimal juara 3 tingkat provinsi, Mbak. Selain itu, nanti enggak bisa dipakai. Kalau mau mencantumkan semua ya monggo, tapi nanti yang dipakai cuma yang juara 3 tingkat provinsi, ke atas.
Jawaban yang benar-benar.. ukh... Tapi, di luar sana banyak yang mengatakan kalau piagam apapun, upload aja. Pilih 3 piagam terbaik. Antara mau percaya pengalaman orang lain atau percaya kata-kata Ibu BK, akhirnya aku meng-upload pula piagamku yang setingkat eks-karesidenan, dan aku enggak punya yang tingkat provinsi.
Karena hanya itu yang kupunya.
Sebenarnya ada piagam tingkat nasional, tapi itu piagam kejuaraan buat satu kontingen gitu. Namun Ibu BK ngendika, enggak apa-apa upload aja.
Ya, dengan agak ragu ya aku upload juga deh, dengan mengharapkan hasil terbaik nantinya.
Dan ternyata ... kukira cuma aku yang mau daftar Biologi UGM, ternyata enggak. Ada satu lagi teman angkatanku yang daftar. Di situ aku mulai harap-harap cemas. Mengira-ngira siapa yang bakal diterima di antara kami.
Karena tahun lalu, ada dua kakak kelasku yang daftar Farmasi UGM lewat SNMPTN, tapi yang diterima cuma satu dan itu yang rata-ratanya lebih tinggi.
Di sini aku mulai bertanya-tanya, berapa rata-ratanya. Tapi karena aku enggak gaul, aku enggak tanya. Ehehehe.
Setelah tenang dengan mengunci data, aku kembali ke kehidupan. Kembali melanjutkan belajar buat USBN.
Setelah USBN, terbitlah UNBK yang sempat bikin heboh karena soal HOTS-nya.
Setelah UNBK, sekolahku sepi akan kehadiran murid kelas XII. Teman-temanku kebanyakan milih belajar SBMPTN di bimbel. Sementara aku dan teman-temanku yang enggak bimbel, berkomitmen untuk memanfaatkan fasilitas sekolah; bimbingan SBMPTN oleh guru sendiri.
Sampai tibalah tanggal pengumuman SNMPTN, 17 April 2018.
Bayangkan, waktu itu yang masuk ke kelas cuma tiga orang, termasuk aku. Waktu itu ada guru yang masuk ke kelasku tapi keluar lagi karena kelasku kosong, sedangkan aku sama temenku baru fotokopi di koperasi. Akhirnya kami ikut kelas Fisika di kelas sebelah. Wew, kelas sebelah ternyata yang masuk cukup banyak.
Sebenarnya di situ ternyata sudah ada teman-teman sekelasku juga. Ternyata mereka lari ke sebelah toh.
Setelah kelas Fisika, ya kembalilah kami bertiga doang di kelas. Di saat itu, masuklah guru Kimia kami. Guru paling legend karena sudah mengajar kelasku selama 3 tahun, sementara guru yang lain ada yang cuma sampai kelas X, XI, atau baru di kelas XII. Karena yang masuk cuma TIGA, akhirnya beliau ngasih soal Simak UI. Sebenarnya di sini ada pengalaman yang indah banget. Momen perpisahan guru yang udah ngajar 3 tahun full dengan muridnya. Di situ, beliau meluk kami satu persatu.
"Hari ini pengumuman, ya?" begitu ujar beliau sebelum memeluk kami.
"Semoga semua sukses, ya.." dan beliau bilang begitu sambil mau nangis begitu. Ukh...
Singkat cerita, sampailah aku di rumah di siang hari. Mendekati jam 5 sore, aku udah mantengin ponsel. Aku perhatiin countdown-nya.
Sebenernya aku pengen buka jam 8 malam aja atau pokoknya malem, biar kalau pengen nangis bisa sekalian lanjut tidur.
Tapi apa yang terjadi?
Aku bener-bener geregetan. Akhirnya aku buka pengumuman.
Memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir.
TETOT!
Aku salah nomor pendaftarannya.
Oke sekali lagi dibuka.
Dan ...
Aku cuma lihat kotak-kotak yang warna-warni itu.
Hijau, temans.
Alhamdulillah 'alaa kulli haal..
***
Jadi, untuk adik-adik yang kepo-kepo tentang SNMPTN, tanya-tanya aja ke guru BK, searching di internet, atau tanya kakak kelasnya yang diterima lewat jalur SNMPTN.
Kalau maunya masuk PTN tanpa tes, manfaatkan SNMPTN ini sebaik mungkin. Cari jurusan yang diminati dulu, baru PTN-nya. Di sini kita juga perlu mencermati teman-teman kita yang mungkin mendaftar di jurusan dan PTN yang sama. Bisa saling nge-list nilai, atau tanya-tanya. Atur strategi baik-baik.
Kalau maunya masuk di PTN tertentu dengan jurusan tertentu, pokoke kudu jurusan iki neng PTN iki, nek ora yo ora, daftar aja sesuai yang kamu inginkan. Contohnya temanku. Dia sebenernya punya kesempatan buat lolos SNMPTN di PTN A dengan syarat harus jadi pilihan pertama karena menang lomba yang diadain PTN tersebut. Tapi dia kekeuh, pengennya di PTN B. Hasilnya, dia belum diterima di PTN B lewat SNMPTN. Di pun coba SBMPTN, dan kabarnya dia berhasil tembus di PTN B ini sesuai jurusan yang dia inginkan.
Ada yang bilang, kalau ada suatu PTN tertentu enggak mau dinomor-duakan. Silakan percaya atau tidak. Karena waktu aku cerita ke Bulik (tante) tentang pilihanku di SNMPTN yang cuma satu, beliau agak meragukannya. Waktu itu alasanku adalah di PTN C (yang ceritanya mau aku jadiin di pilihan kedua) enggak mau dinomor-duakan. Tapi beliau menentang hal itu karena beliau ini guru, dan berpengalaman mendapat kabar dari murid-muridnya yang diterima di PTN yang katanya juga enggak mau dinomor-duakan.
Jadi, jangan ragu sih. Yakin saja! Mau satu pilihan, dua pilihan, atau tiga pilihan. Yang penting, kalian harus benar-benar yakin dengan jurusan itu, kalian harus benar-benar minat. Diskusikan dengan orag tua. Supaya nanti kalau ternyata diterima di pilihan 2 ataupun 3, juga enggak nyesel-nyesel banget.
Jangan bergantung pada SNMPTN, teman! SNMPTN itu benar-benar ghaib. Kita enggak bisa mematok dengan apa seseorang bisa diterima lewat jalur SNMPTN. Karena banyak faktornya. Oke nilai berpengaruh, piagam, alumni, dan lain-lain. Karena SNMPTN benar-benar enggak terduga.
Temanku yang dari sebuah SMA swasta, bilang kalau sebenernya sekolah dia di-blacklist sama suatu PTN karena SNMPTN-nya dilepas, tapi tahun 2018 ini bisa lolos SNMPTN ke PTN tersebut.
Ada baiknya dan enggak salah kok, kalau nyiapin belajar SBMPTN. Entah sejak awal kelas XII atau sejak semester 6. Kapanpun kamu memulainya, belajarlah sungguh-sungguh. Temenku ada loh, yang dia enggak bimbel dan diterima SBMPTN. Asal belajar yang tekun yaa.. Temenku yang lintas jurusan juga udah siapin SBMPTN sejak awal kelas XII dan akhirnya dia mendapat apa yang dia inginkan (walaupun dia sempat enggak terbayang di pilihannya itu).
Tapi tolong, jangan remehkan UNBK ya.. karena walaupun kelihatannya enggak dipakai buat daftar PTN (SNMPTN maupun SBMPTN), ada beasiswa yang harus mencantumkan nilai UNBK di prosedur pendaftarannya.
Dan masih ingat tentang teman seangkatanku yang juga daftar Biologi UGM? Alhamdulillah, dia juga keterima, teman! Jadi yang keterima Biologi UGM ada 2 orang dari sekolahku, tanpa ada alumni SNMPTN di Biologi UGM pada tahun sebelumnya (berdasarkan info dari BK). Tapi sebenarnya ada sih, alumni yang di Biologi UGM lewat SBMPTN.
Terakhir, jangan lupa berdoa. Minta restu kedua orang tua. Mintalah yang terbaik, bukan cuma apa yang kamu mau. Karena dengan begitu, hati akan menjadi lebih lega. Kita yakin, rezeki sudah ada yang mengatur. Jadi jangan bersedih jika belum berkesempatan diterima di SNMPTN, mungkin jalan suksesmu ada di tempat lain, dengan cerita yang lebih berkesan dan terkenang indah.
Kamu deg-degan? Gapapa kok. Aku juga. Padahal sebelum itu, aku selalu menganggap bahwa kalau aku deg-degan, berarti itu kabar buruk. Well, kayanya aku harus memperbaiki firasatku dulu.
Tapi setelah aku sadar bahwa apa yang aku yakini waktu itu salah, aku selalu mengatakan,
"Enggak apa-apa deg-degan. Kalau enggak deg-degan berarti kamu udah enggak ada."
Sekian yaa.. Kalau ada yang mau tanya-tanya, boleh dm ke instagram @azkazophi~~
!!!SEMANGAT UNTUK PEJUANG PTN 2019!!!



Kak aku mau tanya tanya di DM
BalasHapusTapi gk ketemu akun nya... Ganti nama kah?
Wah, kayanya waktu itu lagi aku deactivated, sekarang udah aktif lagi kok^^
Hapus@azkazophi (nggak pakai "~~")