Apa yang Sebenarnya Tersembunyi Dalam Hati

~Li-antum muslimun; Assalamu'alaykum~

I'm coming back with new "style". Salah! Bukan "new style" tapi "new grade". Bagaimanapun juga, masa kelas 7 SMP itu kembali meskipun harus berkurang satu gara-gara ni satu orang dipindah ke kelas sebelah. Udah lah, udah berapa kali aku ngungkit masalah ini. Bukan di sini tentunya, tapi di dunia nyata. Hahaha xD

Dan hari ini, saat aku memasuki kelas lamaku. Suasana yang masih sama. Aku masih ingat di mana tempat aku duduk dengan Karina. Juga di mana Fira dan Fiya duduk. Nia dan Zahra duduk. Angger dan Ayu duduk. Osa dan Farrasa duduk. Jihan, Bening, Saila, dan Yasmin duduk. Namun aku tidak ingat betul di mana para laki-laki duduk. Mereka berubah-ubah, tidak seperti kami, perempuan.




Cahaya matahari menembus gorden cokelat. Membuat warna keemasan yang menghangatkan suasana. Remang yang indah, menurutku. Membuatku rindu, Sayang. Sudah ada berapa memoar terjadi di sana. Tawa, tangis. Cerita bahagia maupun sedih. Dulu kita mengucilkan satu orang karena keburukannya, namun kita mencoba untuk mengutuhkannya. Ingatkah, "KITA"?

Nama-nama kita masih tertempel di loker. Mungkin adik-adik kelas tidak berani mencopotnya karena stiker yang kita pakai bisa meninggalkan jejak. Hanya satu yang aku tahu, pintu loker milik Nisman dipakai untuk memperbaiki kursi yang rusak. Hihihi, kasihan sebenernya. Tapi salah siapa juga kursinya rusak! Huh, paling sebel sama kursi rusak di kelas.

Ngomong-ngomong soal kursi rusak, kita sering dapat kursi rusak. Ya, kan? Kita bakal protes ke Pak Syaiful buat ngganti kursinya. Alhasil, kita berhasil! Namun kita harus menggunakan kursi plastik untuk sementara waktu. Pada akhirnya, kursi-kursi yang rusak sudah diperbaiki. TAPI, namanya juga benda ciptaan manusia. Selalu ada cacatnya. Kursi kembali rusak. HORE...

Asal kalian tahu, Sayang. Aku "mencuri" surat panggilan dan surat tanda terlambat dari laci kecil biru yang ada di meja guru. Aku tertawa melihatnya. Alasan-alasan terlambat yang absurd. Tidak juga, ding. Lagipula, adik-adik kelas tidak akan membutuhkannya. Hihihi, hitung-hitung supaya aku enggak lupa sama kalian.

Perpisahan itu sulit. Kita jadi enggak bisa ada di satu kelas lagi. Biarpun kelas baruku bersama kawan-kawan lama ini menyenangkan dan seru, masih terbesit dalam hati bagaimana lebih serunya jika bersama kalian. Kalian membuatku rindu. Aku rindu sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, dan berkali-kali! Coba saja kita nyanyi "Titanium". Eh, bukan! Coba saja kita nyanyi "Merah Saga" bareng-bareng. Kita bikin roket lagi. Kita bikin bendera Palestina lagi (yang sekarang hilang sejak pensi kita tanggal 22 Mei).

"Ya ampun", aku kangen kalian.

"Apa?", aku kangen kalian?!

Seriusan.

Namun tentu saja, dan TENTU SAJA PASTI! Perpecahan itu lebih menyakitkan daripada perpisahan. Bukannya aku merasa apa, namun aku tersinggung. Meskipun tak ada yang menyinggungnya secara langsung. Being outcast is ... Pasti tahu sendiri. Bukan maksud kami untuk mengucilkan pada awalnya, namun kami merasa terkucilkan. Ini memang salahku, ya (?)

Lihat video Semarang itu rasanya nyesek di hati! Musik "Canon" yang mengalun secara slow motion itu mengiringi senyum-senyum penuh kenangan kita. Waktu di Wonogiri juga. Meski belum sempat aku buat video karena Movie Maker-ku semplak dan ngeselin banget kalau udah bikin laptop nge-lag.

Aku sedih, Sayang. Setelah apa yang kita lakukan selama ini, inikah hasilnya? Ya terserah jika ada rahasia yang menggumpal di satu titik, usahakan jangan tersebar jika memang tidak perlu. Namun perlukah mendadak melupakan segalanya saat segalanya ada di sekitar? Perlukah menyembunyikan sesuatu yang terlanjur diketahui? Perlukah membohongi? Sakit rasanya. Tak perlu sembunyi dan dusta. Bukan maksudku menyinggung, namun aku merasakannya.

Aku tak suka permusuhan. Aku sangat berharap kamu tidak hanya memanggil satu-dua nama, namun kami semua. Aku sangat berharap kamu tidak hanya mengajak satu-dua jiwa, namun kami semua. Bahagia dibagi bersama, sedih dibagi bersama. Bagaikan roti sobek yang selalu dibawa Ayu ke sekolah. Maupun lolipop yang dibawa Angger yang kita makan sama-sama.

Kadang rasanya benci jika sudah seperti ini. Namun aku sadar, kalian yang sudah membuatku seperti ini. Aku seperti ini di saat aku bersama kalian. Kalian yang sudah mengisi hidupku dengan penuh keceriaan. Penuh warna bahagia yang belum pernah aku dapatkan.

Biarkan aku menggubah lirik :') (dilarang nggak ya?)

~Hai, kelas 8A, bersatu kembali
Sibakkan penghalang, satukan persahabatan
Kibarkan ukhuwah di anatara kita semua
Lantakkan permusuhan, runtuhkan kebencian~

Sayang, aku tidak ingin seperti ini.

Aku minta maaf, karena aku pasti ada sangkut-pautnya dalam hal ini.

Bagaimanapun juga, aku sayang kalian...

Komentar

  1. Mantap artikel'a :) ....
    jgn lupa follow y http://android-eka.blogspot.com

    BalasHapus
  2. aku juga suka. bahasa kamu keren ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan KKN

Peduli

Elektronika